poltekkesbanjarmasin.com – Banyak orang langsung panik begitu merasa nyeri di dada, takutnya serangan jantung. Padahal, bisa jadi itu cuma masalah asam lambung yang naik ke kerongkongan. Memang sih, gejalanya kadang mirip banget, jadi wajar aja kalau bikin bingung.
Sebagai penulis di poltekkesbanjarmasin.com, aku sering banget dapet pertanyaan seputar perbedaan nyeri dada karena jantung dan karena lambung. Nah, daripada terus-terusan bingung dan parno sendiri, mending kita bahas bareng deh. Yuk, simak 10 cara mengenali nyeri dada yang disebabkan oleh asam lambung biar kamu nggak salah paham dan bisa ambil langkah yang tepat.
1. Nyeri Dada Terasa Seperti Terbakar
Kalau nyerinya terasa panas dan perih di bagian tengah dada, apalagi setelah makan atau saat tiduran, besar kemungkinan itu asam lambung yang naik. Sensasi terbakar ini biasa disebut heartburn, dan sangat khas buat masalah lambung.
Berbeda sama serangan jantung yang biasanya nyerinya seperti ditekan atau ditindih benda berat, nyeri karena asam lambung lebih seperti terbakar dari dalam.
2. Muncul Setelah Makan Berat atau Makanan Pedas
Kalau kamu baru aja makan gorengan, sambal, atau minum kopi lalu dada mulai nggak nyaman, ini patut dicurigai sebagai efek dari refluks asam lambung. Apalagi kalau kamu langsung rebahan habis makan.
Jadi, perhatikan waktu munculnya nyeri. Kalau selalu muncul habis makan atau saat perut penuh, itu udah jadi petunjuk kuat.
3. Dibarengi Rasa Asam atau Pahit di Mulut
Salah satu ciri khas asam lambung naik adalah munculnya rasa asam atau pahit di bagian belakang lidah atau mulut. Kadang rasanya kayak baru nelen cairan asam, dan bisa bikin tenggorokan jadi nggak nyaman.
Kalau nyeri dada disertai sensasi ini, besar kemungkinan bukan dari jantung, tapi dari lambung yang iseng naik ke atas.
4. Sering Bersendawa
Nyeri dada akibat masalah lambung biasanya datang bareng sama sendawa yang berlebihan. Ini terjadi karena gas dalam lambung ikut naik bersama asam lambung. Jadi kalau kamu merasa dadanya nyeri plus sendawa terus-terusan, itu tanda yang cukup jelas.
Kalau nyeri dada dari jantung biasanya nggak diiringi sendawa, jadi ini salah satu pembeda yang lumayan akurat.
5. Nyeri Bisa Mereda Setelah Minum Antasida
Nah, ini penting banget. Kalau nyeri dada kamu membaik setelah minum obat lambung seperti antasida, artinya besar kemungkinan sumber masalahnya memang ada di sistem pencernaan, bukan di jantung.
Obat lambung nggak bakal ngaruh kalau penyebabnya serangan jantung. Jadi kalau merasa baikan setelah minum antasida, kamu bisa sedikit lega.
6. Tidak Menyebar ke Lengan atau Rahang
Nyeri dada karena jantung sering menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau bahkan punggung. Tapi kalau nyerinya cuma terfokus di tengah dada atau ulu hati, bisa jadi itu hanya karena asam lambung.
Kalau kamu merasa nyerinya “stay di tempat”, nggak menjalar ke bagian tubuh lain, patut curiga bahwa penyebabnya bukan jantung.
7. Dipicu Posisi Tubuh
Coba deh perhatiin, nyeri dada kamu muncul atau makin parah pas kamu lagi tiduran? Atau malah ketika kamu membungkuk? Itu pertanda kuat bahwa ini bukan serangan jantung, tapi asam lambung yang naik gara-gara posisi tubuh.
Asam lambung lebih gampang naik ke kerongkongan pas tubuh kita nggak tegak. Jadi usahakan duduk atau berdiri tegak setelah makan.
8. Dibarengi Perut Kembung atau Mual
Kalau kamu merasa dada nyeri dan di saat yang sama perut juga terasa begah, mual, atau penuh gas, kemungkinan besar ini adalah gejala dari gangguan pencernaan. Asam lambung sering kali bikin gejala sistemik kayak gitu.
Mual bukan gejala utama dari serangan jantung. Tapi kalau nyeri dada plus mualnya muncul mendadak, tetap perlu hati-hati dan konsultasi ke dokter.
9. Nyeri Dada Muncul Berulang Kali dalam Pola yang Sama
Nyeri karena asam lambung biasanya punya pola: muncul setelah makan berat, saat stres, atau ketika kamu tidur dalam keadaan perut penuh. Kalau kamu udah bisa tebak kapan nyeri itu muncul karena polanya mirip terus, kemungkinan besar bukan dari jantung.
Serangan jantung jarang banget punya pola seberulang itu. Jadi ini bisa jadi petunjuk untuk membedakannya.
10. Nyeri Dada Terjadi Saat Stres atau Cemas
Kondisi stres atau kecemasan bisa memicu naiknya asam lambung. Jadi kalau kamu lagi banyak pikiran, lalu merasa dada mulai perih atau panas, kemungkinan itu efek psikologis yang berujung ke masalah lambung.
Ini juga kenapa banyak orang dengan gangguan kecemasan sering merasa sesak atau nyeri di dada. Padahal, semua itu berkaitan sama asam lambung.
Kapan Harus Waspada?
Meskipun semua ciri tadi ngarah ke asam lambung, kamu tetap harus waspada kalau:
-
Nyeri dada muncul tiba-tiba dan sangat intens
-
Nyeri menjalar ke lengan kiri, rahang, atau punggung
-
Disertai keringat dingin, pusing, atau napas pendek
-
Nggak membaik meski udah minum obat lambung
Kalau kamu mengalami gejala-gejala ini, lebih baik segera ke dokter atau IGD terdekat. Lebih baik cek dan tahu lebih awal, daripada telat dan berisiko.
Penutup
Memang nggak gampang membedakan nyeri dada akibat asam lambung dengan yang disebabkan oleh jantung. Tapi dengan mengenali pola dan gejalanya, kamu bisa lebih waspada tanpa langsung panik. Sebagai penulis di poltekkesbanjarmasin.com, aku saranin kamu untuk tetap menjaga pola makan, hindari makanan pemicu, dan istirahat cukup.
Dan tentu aja, jangan lupa konsultasi ke dokter kalau kamu merasa gejalanya makin sering atau makin parah. Jaga lambung, jaga dada, dan jaga ketenangan hati juga ya. Karena hidup yang tenang bikin tubuh lebih sehat!